Hai! Hmm.. oke,
jadi ini merupakan postingan pertama aku di blog ini :D. sebelumnya aku udah
pernah bikin blog dan ngepost disana. But, ada suatu masalah deh makanya ga aku
lanjutin.
Untuk postingan
pertama aku bakal ngepost puisi karya aku sendiri. Puisi ini macem musafir yang
melewati perjalanan panjang(?) awalnya, puisi ini untuk lomba aku dalam ajang
FLS2N. tapi Cuma berhasil sampai tk. Kab. Hiikks.. but okay, aku ngirimin puisi
ini ke Sayembara Puisi dan Cerpen se-Provinsi Kep. Bangka Belitung dan berhasil
dapet juara dua! Yeaayy.. ini dia puisinya :
Kerinduan
Retrisyia Arfind Putri
Kala fajar bangun
dari tidur
Suling alam menyapa
Semilir angin menerpa
Tiupkan daun dari pangkuan
Suling alam menyapa
Semilir angin menerpa
Tiupkan daun dari pangkuan
Sang surya lepas dari sangkar
Pancarkan sinar benderang
Pelita bagi para jiwa
Penghangat untuk insan yang beku
Pancarkan sinar benderang
Pelita bagi para jiwa
Penghangat untuk insan yang beku
Tetes Kristal kian
Nampak
Hulu di pelupuk mata
Hilir pipi merona
Saat ku tatap kertas bertinta
Kala masih dipangku bunda
Hulu di pelupuk mata
Hilir pipi merona
Saat ku tatap kertas bertinta
Kala masih dipangku bunda
Aku ingin kembali
Susuri jalan setapak
Menjamah baris pepohonan
Daki Menumbing pandang sejarah
Khalifah gugur bela negeri tercinta
Susuri jalan setapak
Menjamah baris pepohonan
Daki Menumbing pandang sejarah
Khalifah gugur bela negeri tercinta
Aku ingin mengulang
Saat ayah bawa aku ke sana
Naik menara Tanjung Kalian
Tertatih menitih anak tangga
Hingga kaki jadi empat
Saat ayah bawa aku ke sana
Naik menara Tanjung Kalian
Tertatih menitih anak tangga
Hingga kaki jadi empat
Rindu
Aku rindu padamu
Duduk bercanda di bibir pantai
Otak-otak tenggiri jadi santapan
Surya tenggelam jadi tontonan
Aku rindu padamu
Duduk bercanda di bibir pantai
Otak-otak tenggiri jadi santapan
Surya tenggelam jadi tontonan
Aku rindu
Rindu deburan ombak menyapaku
Giring karang ke tepian
Hantam batu di pinggiran
Memanggilku masuk ke sana
Bahagia hati tak terkira
Rindu deburan ombak menyapaku
Giring karang ke tepian
Hantam batu di pinggiran
Memanggilku masuk ke sana
Bahagia hati tak terkira
Hangatnya kebersamaan
Sehangat singkur yang terpanggang
Dengan sedapnya sambal terasi
Santap bersama sanak saudara
Sehangat singkur yang terpanggang
Dengan sedapnya sambal terasi
Santap bersama sanak saudara
Aku rindu
Legit tepung guma’ merayu
Lemak bludar tak tertiru
Ramah makcik memberi madu
Legit tepung guma’ merayu
Lemak bludar tak tertiru
Ramah makcik memberi madu
Muntok
Saat aku berdiri di atasmu
Berdecak kagum menatapmu
Kota kecil kaya budaya
Kota pinggir berjuta sejarah
Saat aku berdiri di atasmu
Berdecak kagum menatapmu
Kota kecil kaya budaya
Kota pinggir berjuta sejarah
Muntok
Dengan kemolekkan tubuhmu
Ada gairah di jiwa
Untuk selalu bersamamu
Selama lara masih merasa
Selama raga masih berhayat
Dikau takkan terlupa
Dengan kemolekkan tubuhmu
Ada gairah di jiwa
Untuk selalu bersamamu
Selama lara masih merasa
Selama raga masih berhayat
Dikau takkan terlupa
Hasrat damba di jiwa
Lahir karsa kan selalu menjaga
Indah raga sukma berjaya
Pusaka warisan anak bangsa
Lahir karsa kan selalu menjaga
Indah raga sukma berjaya
Pusaka warisan anak bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar